Jumat, 24 Oktober 2014

Serangan Wereng di Cianjur Tahun Ini Paling Parah #INILAH.COM

Serangan Wereng di Cianjur Tahun Ini Paling Parah

Oleh: Benny Bastiandy
Pakuan - Kamis, 28 Agustus 2014 | 14:49 WIB

ilustrasi
BERITA TERKAIT
INILAH.COM, Cianjur - Ratusan hektare lahan sawah di Kecamatan Kadupandak Kabupaten Cianjur diserang hama wereng. Sejumlah petani mengaku mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah pada masa panen tahun ini.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, dari 14 desa yang ada di Kecamatan Kadupandak, serangan hama wereng paling parah terjadi di Desa Talagasari. Serangan hama wereng kali ini dinilai para petani merupakan terparah sepanjang sejarah. Hama wereng menyerang bagian batang dan isi padi sehingga kualitas menjadi rusak.

"Biasanya sekali panen bisa dapat tiga ton. Waktu panen kali ini hanya mendapatkan sekitar 1,5 kuintal. Selebihnya rusak, tak bisa produksi karena hawa wereng," kata Dana (63), petani di Kampung Cinangka RT 01/01 Desa Talagasari Kecamatan Kadupandak, Kamis (28/8/2014).

Kata Dana, kualitas padi yang dipanen pun tak cukup baik. Selain bau apek, kualitasnya pecah-pecah alias beunyeur. "Tak jauh beda dengan kualitas raskin. Berasnya pecah-pecah kalau digiling," tuturnya.

Dana mengaku, lahan sawah miliknya yang diserang hama wereng sekitar dua hektare. Dia mengalami kerugian hampir Rp20 juta.

"Parah panen tahun ini. Sebelumnya tidak pernah mengalami kayak begini," ucapnya.

Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian. Sehingga para petani kurang begitu paham melakukan antisipasi jika ada serangan hama.

"Di daerah saya tidak ada PPL. Makanya para petani hanya mengandalkan pengalaman saja ketika bertani," tegasnya.

Anggota DPRD Kabupaten Cianjur dari PDIP Dadang Sutarmo menyayangkan tidak adanya PPL pertanian di Kecamatan Kadupandak. Apalagi penyebab serangan hama itu bisa dikarenakan faktor kondisi cuaca atau penggunaan pestisida berlebihan.

"Kalau ada PPL kan mereka bisa mentransformasikan segala informasi berkaitan dengan penyuluhan pertanian kepada petani," tegas Dadang.

Dadang meminta Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur bisa sigap mengatasi berbagai permasalahan yang dialami petani termasuk serangan hama. Jika terus dibiarkan, kata Dadang, dikhawatirkan akan berdampak terhadap tingkat produktivitas dan kesejahteraan petani.

"Minimalnya bisa menempatkan PPL di Kecamatan Kadupandak. Masak petani dibiarkan seperti itu?," pungkasnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur Yanto Hartono mengatakan akibat kurangnya personel PPL, maka banyak informasi yang tak terserap oleh para petani.

"Padahal PPL itu merupakan ujung tombak di lapangan dalam mentransformasikan informasi maupun teknologi-teknologi pertanian terbarukan," kata Yanto kepada INILAH.COM, belum lama ini.

Menurut Yanto, idealnya jumlah petugas PPL di Kabupaten Cianjur sebanyak 340 orang dengan asumsi satu desa ditempatkan satu orang petugas. Saat ini satu orang petugas PPL untuk 2-3 desa.

"Apalagi yang ditugaskan dengan wilayah cukup luas, mereka (PPL) harus meng-cover sejumlah desa yang jaraknya cukup jauh," tuturnya.

Rencananya ke depan jumlah PPL di Cianjur bakal ditambah sekitar 10 persen atau 25 orang dari jumlah yang ada saat ini. Menurut Yanto, petugas PPL yang ada saat ini masih di bawah koordinasi pemerintah pusat dan provinsi.

"Untuk honornya pun berasal dari pusat, tapi alokasinya untuk 10 bulan. Dari Pemkab kita menambah kekurangan honor yang dua bulan," ujarnya. [ito]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar